• Kolom
  • CATATAN DARI BUKU HARIAN #15: Bersahabat dengan Nata Sofia, Sosok Penyiar Idola yang Multitalenta

CATATAN DARI BUKU HARIAN #15: Bersahabat dengan Nata Sofia, Sosok Penyiar Idola yang Multitalenta

Nata Sofia Rubianto adalah sosok penyiar, pengusaha, kreatif, dan inovatif. Kiprahnya dalam dunia radio merentang sejak tahun 1987 hingga kini di era digital.

Kin Sanubary

Kolektor Koran dan Media Lawas

Nata Sofia dan perangkat siaran radio. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

26 Oktober 2024


BandungBergerak.id – Bagi pendengar radio di kota Bandung, namanya cukup dikenal luas dan tidak asing lagi. Nata Sofia Rubianto, seorang penyiar dengan pengalaman puluhan tahun, telah menjadikan dirinya sebagai ikon di dunia penyiaran. Kecintaannya pada profesi dan konsistensi pada dunia radio membuatnya menjadi salah seorang penyiar favorit di kota Bandung.

Nata Sofia Simowibowo, lahir di Bandung 22 Maret 1969, bersuamikan Ibnu Rubianto, seorang praktisi IT.  Alumni BPLP-NHI ini, dikaruniai  3 orang putra yaitu Avedis Kiana Fransiscus Raharto Mutter (31) Oktav Richard Florenciano Litana Mutter (28) dan Ammar Wijaksono Saputra (20).

Baca Juga: CATATAN DARI BUKU HARIAN #12: Berkenalan dengan Arief Budiman Penyiar Radio Multitalenta
CATATAN DARI BUKU HARIAN #13: Bersahabat dengan Oki Rosgani, Seorang Jurnalis dan Pemerhati Teknologi dari Subang
CATATAN DARI BUKU HARIAN #14: Mengenal Sugiyati Suyatna Anirun, Tokoh Teater Modern Bandung

Perjalanan Karier

Bila membicarakan penyiar yang diidolakan oleh pendengar radio, tentunya  setiap stasiun radio mempunyai penyiar kesayangannya,  dan satu di antara penyiar idola tersebut yaitu Nata Sofia.

Penulis pun menjadi satu dari sekian banyak pendengar radio yang mengidolakan Nata Sofia dan telah mengenal nama penyiar yang bersuara renyah ini sejak tahun 90-an.

Teh Nata, begitu biasa dipanggil, memulai kariernya menjadi penyiar radio sejak tahun 1987 di Radio Young Generation atau lebih dikenal dengan sebutan Radio YG (Wai Jie), sebuah stasiun radio anak muda di Bandung,  dan menjadi satu-satunya radio bergenre musik rock di Indonesia.

Radio Young Generation kemudian berubah nama menjadi Radio GMR (Generasi Muda Radio), Nata Nadia nama udaranya, nama yang tetap dikenang hingga saat ini, sosoknya sudah cukup familiar sejak era tahun 90-an, namanya melekat  dengan radio bersegmen musik rock tersebut.

Adapun acara yang dipandu Teh Nata ketika menjadi penyiar di  Radio GMR  yaitu: Ring My Bell, Pesona Mentari Pagi, Gugus Bintang, Kharisma Persada,Tembang Pribumi dan Siksik yang banyak penggemarnya.

Setelah itu, perjalanan kariernya membawanya ke beberapa radio ternama di Bandung, yaitu Star FM, Her Radio, Pas FM, dan B-Radio yang merupakan bagian dari Ardan Group.

Seiring berjalannya waktu, Nata Sofia tidak hanya menjadi penyiar senior yang berpengalaman tetapi juga seorang yang konsisten dalam profesinya. Ia tidak hanya menghibur pendengar dengan suara hangatnya di udara tetapi juga aktif sebagai host dan pembicara dalam berbagai kegiatan. Dedikasinya terhadap dunia radio membuatnya diakui sebagai praktisi berpengalaman.

Nata Sofia dan Ibnu Rubianto, sang suami. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Nata Sofia dan Ibnu Rubianto, sang suami. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Persahabatan dengan Penyiar Idola

Persahabatan antara penulis dengan Teh Nata terhubung kembali setelah puluhan tahun kemudian. Bermula dari pertemanan melalui sosial media Facebook, sepuluh tahun yang lalu. Karena ada ketertarikan, keingintahuan, dan kepenasaran  Teh Nata tentang berita dan cerita dibalik  unggahan-unggahan media cetak lawas yang penulis posting di Facebook.

Artikel, foto dan wajah sampul yang dimuat majalah, tabloid dan koran lawas yang di posting penulis di sosmed tersebut oleh Teh Nata diangkat menjadi topik dan ulasan di acara radio yang dibawakannya di B-Radio, radio yang beralamat di Jalan Jurang, Cipaganti Bandung satu grup dengan Radio Ardan.

Acara yang disiarkan  berkaitan dengan nostalgia, yaitu acara "Indonesia Kemarin" yang memutar lagu-lagu kenangan era tahun 80-90an berikut berbagi kisah dan cerita nostalgia yang disajikan buat para pendengar.

Nata Sofia merasa  dengan adanya unggahan penulis bisa menunjang siaran yang dipandunya, bisa mengingatkan pendengar kepada para pesohor tempo doeloe, artis, bintang film, model, penyanyi, musisi dan grup band yang pernah menjadi buah bibir di masa lalu.

Akhirnya kami pun sering berinteraksi, mengobrol via  Facebook, saling  berbagi informasi dan referensi tentang kenangan era tahun 80-90-an.

Hingga akhirnya kami saling support materi tulisan dan artikel dari media lawas, karena  acara yang dibawakan Teh Nata tidak ada produsernya, ketika itu berkembang dengan sendirinya.

Nata Sofia di studio NBS Radio. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Nata Sofia di studio NBS Radio. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Membangun Radio Streaming

Sejak saat itu kami berteman baik, segala aktivitas yang berkaitan dengan dunia radio kami saling support, hingga Teh Nata membangun sebuah radio streaming yang diberi nama NBS Radio (Nata Bewara Swara).

Penulis selalu memberikan laporan kualitas teknis, program siaran hingga menggalang pendengar. Juga menghubungkan NBS menjadi radio mitra dengan radio siaran internasional seperti Voice of America (VOA) Washington DC dan Radio Taiwan International (RTI) Taipei juga kerja sama dengan beberapa media online mengenai konten berita.

Setelah berhenti menjadi penyiar di stasiun radio terkenal, Nata Sofia tidak berhenti berkarya. Bersama suaminya, Ibnu Rubianto, yang merupakan ahli IT, mereka mendirikan NBS Radio, sebuah stasiun radio berbasis internet. Awalnya dimulai sebagai hobi, NBS Radio berkembang pesat dan menjadi wadah kreativitas baru.

NBS Radio tidak hanya sekedar radio streaming, tetapi menjadi wahana yang bisa menghubungkan pendengar, penyiar, musisi, dan banyak pihak lainnya. Program acara yang menarik dan kerjasama dengan berbagai pihak membuat NBS Radio menjadi salah satu radio yang banyak diminati di Bandung.

Nata Sofia, suami, dan penulis. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Nata Sofia, suami, dan penulis. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Jejak Inovasi dan Kreativitas

Selain menjadi penyiar dan pendiri NBS Radio, Nata Sofia memiliki banyak bakat dan minat lain. Sejak tahun 1993, ia dan saudara-saudaranya merintis perusahaan air minum dalam kemasan, Amidis, yang kemudian berkembang menjadi Viva Celebrity.

Tidak hanya itu, Nata Sofia juga menjalankan usaha “Kampung Tepung,” tempat kreativitas yang memadukan kegemaran bakery & pastry. Selain itu, ia menciptakan sabun buatan tangan dengan label “Masagi Soapery”. Sabun tersebut, terbuat dari bahan alami tanpa bahan kimia berbahaya, menjadi favorit banyak orang.

Nata Sofia dalam berbagai aktivitas bersama komunitas. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)
Nata Sofia dalam berbagai aktivitas bersama komunitas. (Foto: Dokumentasi Kin Sanubary)

Dedikasi Tanpa Batas di Dunia Penyiaran Radio

Menjadi seorang penyiar radio yang baik bukanlah tugas yang mudah. Seorang penyiar harus mampu berbicara kepada ratusan, bahkan ribuan pendengar, seolah-olah berbicara langsung dengan setiap individu.

Jika setiap pendengar merasa bahwa kata-kata tersebut ditujukan khusus untuknya, maka penyiar tersebut telah berhasil membawa sentuhan pribadi dalam acaranya.

Nata Sofia bila sedang siaran di udara, dengan suara merdunya, adalah contoh sempurna dari seorang penyiar yang mampu mencapai hal ini. Ia merasa senang dapat berbagi informasi dan pengetahuan, serta merasa bahagia ketika pendengarnya menjadi lebih pintar dalam berbagai hal.

Kecintaannya pada dunia radio dan pada pendengar setianya membuatnya menjadi figur yang sangat dihormati.

Dedikasinya yang kuat dan komitmennya terhadap pekerjaannya sebagai penyiar membuatnya sangat dikenal dan dikenang oleh para pendengarnya.

Konsistensi Nata di dunia penyiaran radio membuatnya menjadi contoh yang patut diikuti, menjadikannya salah satu penyiar favorit di Bandung. Pengakuan sebagai praktisi radio datang dari berbagai kalangan media penyiaran, dan dirinya sering diundang untuk berbagai acara, baik sebagai Master of Ceremony (MC) maupun pembicara.

Selama kariernya, Nata telah menempati berbagai posisi di stasiun radio, mulai dari penulis naskah, penyiar, produser program, manajer stasiun, hingga manajer umum.

Nata Sofia aktif di berbagai kegiatan komunitas yang berhubungan dengan panggung hiburan seperti musik, film, sastra dan literasi. Nata juga tergabung dalam berbagai komunitas seperti Majelis Sastra Bandung,  Tadarus Buku dan Apresiasi Film Jawa Barat. Juga turut andil memberikan pelatihan kepenyiarannya kepada mahasiswa yang magang, serta menjadi mentor pelatihan pembuatan sabun kecantikan untuk ibu-ibu kader PKK di sejumlah desa dan kelurahan di Kabupaten Bandung.

Selain itu Nata juga berkarya melalui puisi dan lagu bersama musisi Bandung, seperti Abah Donny dan almarhum Mukti-Mukti. Dan menjadi produser penyanyi pendatang baru yaitu Afip Funfip untuk mini album "Sabarlah" dan Angga Surangga untuk single "Sepi"

Dengan segala dedikasi dan kecintaannya pada dunia penyiaran, Nata Sofia terus menginspirasi banyak orang di Bandung dan sekitarnya. Kecemerlangannya sebagai penyiar dan kontribusinya pada perkembangan radio siaran di Bandung dan di Indonesia,  menunjukkan bahwa dengan semangat dan komitmen yang kuat, kita dapat mencapai puncak prestasi dalam bidang yang kita cintai.

Melalui suara dan kehangatannya, Nata Sofia telah dan akan terus menjadi suara yang menyatukan, menginspirasi, dan menghibur para pendengar setianya.

Nata Sofia tetap merendah, merasa dirinya bukanlah apa-apa, terus belajar ketika bisa dan mampu, serta akan tetap berbagi ilmu untuk siapa pun dengan senang hati, seperti yang dituturkan kepada penulis.

Nata Sofia Rubianto adalah sosok penyiar, pengusaha, kreatif, dan inovatif. Kiprahnya dalam dunia radio tidak hanya meninggalkan jejak sebagai penyiar senior, tetapi juga membawa inovasi dalam bentuk NBS Radio.

Keberanian untuk terus berkarya dan menjelajahi berbagai bidang membuatnya menjadi sosok multitalenta yang menginspirasi banyak orang di Bandung dan sekitarnya.

*Kawan-kawan dapat membaca karya-karya lain Kin Sanubary dalam tautan berikut

Editor: Ahmad Fikri

COMMENTS

//